Media

Effective Media Relations


IMG-20151020-WA0028

Memanfaatkan media sebagi sarana promosi yang efektif
NICKY OLIVIA

Tempat : Harris Hotel
Hari Tanggal : Selasa, 20 Oktober 2015
Waktu: 16.30 – selesai

Dengan semangat baru, kali ini AKBER MALANG menyajikan kejutan kecil menyambut ulang tahunnya yang ke empat, yaitu kelas kecil bertajuk Media Relation. Nah kelas kecil ini adalah salah satu deretan kelas yang telah disiapkan untuk menyambut ultahnya pada tanggal 7 november nanti. Berangkat dari ide-ide dan isu-isu serta rekomendasi dari mentor sendiri akan urgensi pentingnya media relation saat ini. Diadakanlah kelas ini, tepatnya pada tanggal 20 oktober 2015 sore mulai pukul 16.30 – s/d selesai.

Pada kelas kecil yang satu ini, suasananya sangatlah berbeda. Bertempat di ruangan Chapel Harris Hotel yang tepatnya berada di Jl. A Yani Utara Riverside Block C-1 Malang. Dan spesialnya pembicara atau mentor kita kali ini adalah salah satu staf dari Harris Hotel sendiri, yaitu Mbak Nicky Olivia, Bagian Marketing Communication. Akses jalan dari kota yang agak jauh, tak memudarkan semangat belajar, dan mengunduh ilmu. Para akberian pun datang dari berbagai penjuru. Kali ini pesertanya sangat banyak sampai membludak ke depan Chapel. Jumlah yang semestinya ada 30 seat, bisa lebih dari yang diharapkan. Hahaha, good job untuk PJ sosmed dan seluruh pihak yang ada dari para Volunteer tentunya. Nah seberapa menariknya kelas kali ini? Mari kita simak.

Media Relation, apa sih media relation itu? Nah tuh pertanyaan menggugah sebelum membahas lebih lanjut tentang Effective Media Relation. Tentunya dari peserta ada yang datang bukan dari para ahli, atau expert di bidang ini, ada dari mereka orang-orang yang awam dan masih baru tahu. Media relation adalah salah satu sarana yang digunakan oleh sebuah organisasi (corporation) atau perusahaan (dalam hal ini Hotel juga termasuk, apalagi Hotel Harris tentunya) untuk menyampaikan, atau menyiarkan suatu pesan yang informatif tentang berbagai hal, bisa produk, dkk agar khalayak umum bisa tahu tentang hal itu.
IMG-20151020-WA0025

Sebagaimana Mbak Nicky ungkapin; “kalau seorang Public Relation ingin mengkomunikasikan suatu hal ke media masa ia wajib dan harus menggunakan media relation”. Disini juga Mbak Nicky secara tidak langsung memberitahu tentang peran Public Relation itu sendiri, terlepas dari apakah kita PR atau bukan tapi yang jelas disini ada hal yang menarik bagaimana hubungan para PR dan media relation?

Untuk menjawab hal itu Mbak Nicky menjelaskan dengan sangat gamblang lewat presentasinya, “goal yang diinginkan dalam effective media relation itu ada beberapa hal; Pertama, untuk membentuk Citra Positif, kedua, menggait dukungan publik dengan menciptakan kepercayaan publik, ketiga, Memaksimalkan pengkomunikasiaan informasi, ide-ide, produk jasa, pelayanan dan citra. Kemudian yang terakhir keempat, Meningkatakan reputasi brand dan produknya. Semua brand besar seperti provider Telkomsel, XL atau Indosat atau yang lainnya mereka beramai-ramai menggunakan media relation ini, dan ini bukan hal yang main-main bahkan anggaran budget yang mereka keluarkan hampir 6% dari total anggaran sponsor. Dan itu bukanlah hal yang besar bagi mereka, karena manfaatnya bisa membersihkan kesan-kesan buruk yang datang dari complain para kostumer produk mereka atau pihak lain, maka disinilah peran media relation untuk coverage hal tersebut.”

Nah untuk mencapai goal-goal tersebut seorang PR atau Marketing Communication harus menggunakan strategi-strategi jitu, sehingga tidak salah langkah dan harapan yang diinginkan dapat tercapai. Berikut strategi-strategi jitu tersebut, sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Mbak Nicky Olivia; untuk mencapai goal dari media relation ini sebagai seorang PR atau Marketing Communication kita harus menerapkan strategi-strategi ini;
1. Relasi tugas, bersifat mutualisme. (maksudnya; media itu kan butuh berita, dan kita sebagai pemilik brand butuh penyebaran info dari brand kita, maka kita harus baik-baik dalam menjalin hubungan ini, artinya hubungan ini harus mendatangkan manfaat atau keuntungan satu sama lain, intinya membuat hubungan simbiosis mutualisme yang baik).
2. Relasi personal. (kita sebagai pemilik brand tak usah malu- malu untuk share atau sekedar ngobrol-ngobrol tentang hal personal atau yang lainnya di luar marketing mungkin kepada media relation kita. Jadi hubungan ini tak sekedar dalam kebutuhan akan media aja, tapi ada hubungan personal mungkin manfaatnya tentunya untuk menjaga relation kita).
3. Membuat sarana-sarana yang memudahkan berhubungan dengan wartawan.
4. Pertemuan informal (pertemuan ini diadakan oleh government, perusahaan atau pemilik brand yang melibatkan media pers sebagai contoh; program-program tayangan di Tv Kiss, insert, terus para manager dari para artis-artis me-maintain waktu yang tepat untuk media perss).
5. Hubungan yang seimbang dengan semua media
( nah ini ada persoalan yang menarik; ada salah satu tempat hiburan di Malang yang hanya loyal dengan satu media saja, sehingga terkesan gap dengan media yang lain. Akibatnya tentunya kurang baik, di mata media dan khalayak umum. Maka kita sebagai PR harus dapat menyeimbangkan hubungan ini. Dan juga sebagai PR tidak boleh meremehkan media-media yang ada meskipun media tersebut terkesan kecil karena mereka memiliki jaringan marketing sendiri).
6. Memahami jenis media ( contoh realnya, kalau kita hendak mengirimkan press release, kita harus tahu media apa yang kita kirimi, tentunya media itu sifatnya general bisa saja jenisnya kuliner, makanan, atau pun pariwisata bukan media yang sifatnya edukatif atau yang lainnya yang tidak general, agar tidak terkena cibiran oleh media-media tersebut karena kita salah sasaran. Nah kalu teknisnya sendiri sesuai dengan pengalaman Mbak Nicky, lebih enjoy bila di-tag secara personal sehingga kesan yang ada sangat menghargai media yang ada tersebut).
7. Mengenal kode jurnalistik (saat interaksi dengan media relation seperti wartawan, tentunya ada beberapa bahasa khusus atau kode yang digunakan. Intinya kode khusus ini sebaiknya digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada sehingga tetap bisa saling menguntungkan satu sama lain).
8. Sponsorship ( antara sponsorship dan media relation sebenarnya nilai perbandingannya sangatlah kecil, tatapi dengan menggunakannya akan meningkatkan efek positif pada corporate).
9. Placement advertisement ( nah ini adalah salah satu hal yang menarik dan hal yang paling sering dihadapi oleh para PR dan Marketing communication, karena ini sering menjadi dilema mereka. Dalam hal ini para PR dan Marketing Coomunication harus melihat secara tepat anggaran yang akan dikeluarkan untuk membuat iklan baik viral advertising atau visual advertising. Nah untuk menghadapi hal itu para PR dan Marketing Communication bisa menggunakan media buying yang ada untuk apa? Untuk meningkatkan kualitas iklan tersebut).
10. Konsistensi (nah di point terakhir ini para PR harus mencatat baik-baik bahwa untuk membuat produknya eksis dimana-mana, ia harus slalu mengundang media relatian yang ia miliki secara berkala, dan menjaga kontak dengan mereka).

Nah di sesi penjelasan tentang strategi ini, ada hal sangat menarik. Mbak Nicky Olivia, memberikan waktu kepada salah satu audience yang ada untuk bertukar pengalaman. Siapakah gerangan orang itu, ia tidak lain adalah Mbak Titik S Ariyanto, manager di bidang Marketing Communication Museum Angkut Malang. Ia telah hadir di kelas ini, orang yang paling berjasa besar menghidupkan Museum Angkut Malang, mulai dari nol hingga sampai saat ini bisa menjadi salah satu icon wisata Malang yang terbaik. Suasana kelas pun semakin hangat dengan kehadirannya.
CRwbybuVAAAN1n2

Mbak Titik pun mengutarakan banyak hal tentunya masih berkaitan dengan media relation. “Media relation ini sangatlah penting bagi seorang Marketing Communication, jujur pengalaman saya selama 14 tahun di Museum angkut memberikan pelajaran yang sangat berharga akan pentingnya media relation terhadap jalannya suatu perusahaan”, ungkapnya secara lantang. Maka kita harus sedemikan rupa bisa menjalin hubungan yang baik dengan media relation kita, sehingga kita saling menguntungkan satu sama lain, tukasnya. Kemudian Mbak Titik pun bercerita tentang awal mula bagaimana ia menyampaikan produk dan brand Museum Angkut kepada Media relationnya; “saat itu Museum Angkut masih belum terkenal seperti saat ini, tidak ada orang yang tahu. Trus saya berpikir bagaimana caranya orang-orang itu bisa tahu, nah tuh. Kemudian ada kabar dari relasi saya yang dari media ingin meliput tentang Jatim Park 2, namun karena macet atau kendala lain mereka tidak bisa masuk Jatim Park 2. Maka saya gunakanlah kesempatan ini, saya undang mereka ke Museum Angkut, ya hanya sekedar mampir saja sebenarnya. Tapi kemudian hal yang tidak disangka-sangka terjadi, mereka melihat Museum Angkot sebagai salah satu wisata potensial yang perlu diangkat ke Media. Salah satu dari mereka berkata, “mbak bagaimana kalau Museum ini saya liput dan terbitkan di media?”. Pucuk dicinta ulam pun tiba, inilah kesempatan emas yang saya miliki untuk mengiklankan Museum ini. Saya jawab dengan tegas, boleh silahkan. Dan akhirnya semua hal yang ajaib terjadi, semua orang akhirnya tahu tentang Museum Angkot, dan mereka pun berbondong-bondong datang ke Museum Angkot. Tidak hanya itu saja, karena perkembangan media sosial yang begitu pesat akhirnya orang-orang tersebut secara sukarela menyebarkan foto-foto mereka, cerita-cerita mereka tentang museum ini, dan boom. Museum ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik selain Jatim Park dan destinasi wisata lain yang ada di Malang”.

Setelah selesai bercerita tentang pengalamannya tersebut Mbak Titik pun duduk kembali. Kelas pun berlanjut pada sesi selanjutnya, Mbak Nicky melanjutkan pembahasan tentang teknis yang hendaknya dilakukan oleh para PR atau Marketing Communication. Pertama, dalam melakukan pendekatan ia harus sistematis dan bijaksana. Ini bisa dilakukan dengan membangun sikap dan kemampuan untuk menempatkan diri sebagai pelayan, menguasai benar apa yang menjadi tugas pokok perusahaannya. Maka, pada saat wartawan meminta inofrmasi mengenai organisasinya, dia mengetahui benar sampai batas mana informasi dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan wartawan. Kedua, hubungan antara PR dan GM harus berkesinambungan dan dilakukan secara profesional, sehingga kesan yang ada semakin baik. Begitulah penjelasan teknis yang hendaknya dilakukan oleh seorang PR.

Nah tak terasa waktu pun habis, semua materi telah tersampaikan kepada peserta yang hadir. Semua yang hadir pun memberikan applause yang meriah kepada Mbak Nicky atas segala ulasan, penjelasannya yang atraktif. Tidak lupa juga pada Mbak Titik yang telah hadir dalam acara ini. Ucapan ribuan terima kasih pun Akber haturkan pada para Audience yang hadir, juga kepada Mbak Nicky Olivia serta Mbak Titik atas Ilmunya. AKADEMI BERBAGI, BERBAGI BIKIN HAPPY, good luck untuk semua, semoga di kelas selanjutnya lebih atraktif dan seru lagi dari kelas ini. Bertemu lagi di Kelas besar Akber tanggal 7 November yang akan datang, salam akberian.

Wajib dong foto bareng sebelum bubar!
Wajib dong foto bareng sebelum bubar!

Oleh: Imam Muttaqin

Leave a comment